1.
Perkembangan Peradaban
Islam di era reformasi:
Sejarah membuktikan bahwa proses penyebaran Islam
di Indonesia tidak terlepas dari peranan para pedagang, mubaligh atau ulama’,
raja, dan juga para bangsawan. Masuknya Islam di Indonesia telah membawa angin
segar bagi perkembangan bangsa Indonesia sampai saat ini. Di era reformasi
hingga sekarang ini Islam telah mampu membentangkan sayapnya dan mampu untuk
menjawab tantangan zaman di abad ke-20, meskipun hal tesebut belum
terealisasikan secara sempurna namun setidaknya Islam mampu memberikan pengaruh
yang sangat besar di Indonesia pada era reformasi sampai dengan sekarang. Hal
itu ditandai dengan perkembangan- perkembangan Islam dari segi pendidikan,
sosial budaya, dan juga politik. Adanya perkembangan lembaga-lembaga pendidikan
Islam yang berorientasi mengajarkan pendidikan agama dan umum, banyaknya
pendirian masjid-masjid sebagai tempat peribadatan umat Islam dengan berbagai
macam arsitekturnya, semakin banyaknya organisasi politik, kemasyarakatan yang
membawa nama Islam telah mewarnai kehidupan bangsa Indonesia khususnya di era
reformasi sampai sekarang.
Perkembangan peradaban Islam dari
segi politik, pendidikan, dan sosial budaya:
a.
Politik
Jatuhnya pemerintahan Orde Baru yang otoriter dan
korup membawa harapan munculnya pemerintahan pasca Orde Baru yang demokratis.
Hal itu tercermin dari kebebasan mendirikan partai politik. Tercata ada 48
partai baru yang mengikuti pemilu 1999, termasuk di dalamnya partai-partai
Islam. Keadaan ini juga mempengaruhi ulama untuk kembali aktif di dunia politik
dengan terjun langsung untuk memenangkan partai tertentu sesuai dengan
posisinya. Politik mampu membuat ulama-ulama terpolarisasi sedemikian rupa.
Kampanye 1999 misalnya, diwarnai dengan menghamburnya para kyai untuk membela
partai politiknya masing-masing sesuai dengan basis keulamaan mereka.
Ulama-ulama NU terdapat pada partai PKB, yang merupakan satu-satunya partai
yang direstui PBNU. Secara individu, para kyai NU mendirikan partai-partai
seperti PKU yang didirikan K.H.Yusuf Hasyim, PNU oleh K.H.Syukron Makmun, dan
yang terpenting tentu PPP yang banyak didukung ulama NU seperti K.H.Alawi
Muhammad, K.H.Maimun Zubair, dan lain sebagainya.
Pada pemilu 1999 telah membawa K.H.Abdurrahman
Wahid menjadi presiden.pada saati itu, peran ulama berpolitk sangat menonjol
karena Gus Dur selalu mengikutsertakan ulama dalam mengambil keputusannya.
Sayang kedudukan yang terhormat itu harus berakhir dengan singkat oleh MPR yang
waktu itu ketuanya Amien Rais, dan jabatan Presiden kemudian diserahkan kepada
Megawati. Namun, pada masa sekarang ini partai Islam mulai melemah yang
dominasinya telah tergantikan oleh partai-partai umum.
b.
Pendidikan
Setelah merdeka, pendidikan Islam mulai mendapat
kedudukan yang sangat penting dalam sistem pendidikan nasional. Pendidikan
agama di sekolah mendapatkan tempat yang teratur, seksama, dan penuh perhatian.
Madrasah dan pesantren juga mendapat perhatian. Untuk itu dibentuk Departemen
Agama pada tanggal 3 Desember 1946 yang bertugas mengurusi penyelenggaraan
pendidikan agama di sekolah umum dan madrasah serta pesantren-pesantren.
Pendidikan Islam setahap demi setahap dimajukan. Pada tahun
1975 dikeluarkan SKB di mana madrasah diharapkan memperoleh posisi yang sama
dengan sekolah umum dalam sistem pendidikan, sehingga lulusan madrasah dapat
melanjutkan ke sekolah umum. Kemudian pada tahun 1984 dikeluarkan SKB yang
merupakan tindak lanjut dari SKB 1975, yaitu tentang pembukuan kurikulum
sekolah umum dan kurikulum madrasah. Dengan SKB itu disebutkan bahwa madrasah
memiliki persamaan sepenuhnya dengan sekolah umum dalam mencapai cita-cita
pendidikan nasional. Perkembangan pendidikan Islam terus ditingkatkan dengan
tuntutan untuk mendirikan Perguruan Tinggi
Islam. Hasilnya, Perguruan Tinggi Islam telah menyebar diseluruh pelosok
Indonesia seperti IAIN(Institut Agama Islam Negeri) yang telah tumbuh dan
berkembang menjadi UIN(Universitas Islam Negeri) untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat serta mengahadapi tantangan zaman.
c.
Sosial budaya
Adanya pesantren yang
sudah ada sejak dulu menjadi ciri khas ke Islaman di Indonesia. Bagaimanapun
pesantren hanya ada di Indonesia saja, bahan Amerika yang katanya negara
adikuasa tidak bisa mendirikan pesantren. Sehingga banyak orang yang diluar
negeri seperti malaysia dan Brunei Darusaalam ikut meniru atau bahkan belajar
di Indonesia. Salah satu pesantren yang cukup populer di Indonesia dan bahkan
dunia internasional adalah Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo.
Disamping itu, Indonesia mempunyai beraneragam ras, suku yang terbentang dari sabang samapi merauke. Hal ini pula yang mendasari perbedaan budaya dari masing-masing wilayah. Seperti halnya tradisi ke Islaman pada pesisir pulau, mereka lebih banyak mengadakan sajian “buang kepala kerbau” atau sejenisnya misalnya untuk menghormati atau bentuk terimakasih kepada alam dalam hal ini laut. Itu beberapa contoh kultur sosial-budaya yang masih melekat sampai sekarang ini walau frekuensinya mulai berkurang.
Disamping itu, Indonesia mempunyai beraneragam ras, suku yang terbentang dari sabang samapi merauke. Hal ini pula yang mendasari perbedaan budaya dari masing-masing wilayah. Seperti halnya tradisi ke Islaman pada pesisir pulau, mereka lebih banyak mengadakan sajian “buang kepala kerbau” atau sejenisnya misalnya untuk menghormati atau bentuk terimakasih kepada alam dalam hal ini laut. Itu beberapa contoh kultur sosial-budaya yang masih melekat sampai sekarang ini walau frekuensinya mulai berkurang.
syukron, jazakallah khoir
BalasHapus