Selasa, 15 Juli 2014

Perkembangan Peradaban Islam di Era Reformasi dari Segi Politik, Pendidikan, dan Sosial Budaya

1.    Perkembangan Peradaban Islam di era reformasi:
Sejarah membuktikan bahwa proses penyebaran Islam di Indonesia tidak terlepas dari peranan para pedagang, mubaligh atau ulama’, raja, dan juga para bangsawan. Masuknya Islam di Indonesia telah membawa angin segar bagi perkembangan bangsa Indonesia sampai saat ini. Di era reformasi hingga sekarang ini Islam telah mampu membentangkan sayapnya dan mampu untuk menjawab tantangan zaman di abad ke-20, meskipun hal tesebut belum terealisasikan secara sempurna namun setidaknya Islam mampu memberikan pengaruh yang sangat besar di Indonesia pada era reformasi sampai dengan sekarang. Hal itu ditandai dengan perkembangan- perkembangan Islam dari segi pendidikan, sosial budaya, dan juga politik. Adanya perkembangan lembaga-lembaga pendidikan Islam yang berorientasi mengajarkan pendidikan agama dan umum, banyaknya pendirian masjid-masjid sebagai tempat peribadatan umat Islam dengan berbagai macam arsitekturnya, semakin banyaknya organisasi politik, kemasyarakatan yang membawa nama Islam telah mewarnai kehidupan bangsa Indonesia khususnya di era reformasi sampai sekarang.

Perkembangan peradaban Islam dari segi politik, pendidikan, dan sosial budaya:
a.    Politik
Jatuhnya pemerintahan Orde Baru yang otoriter dan korup membawa harapan munculnya pemerintahan pasca Orde Baru yang demokratis. Hal itu tercermin dari kebebasan mendirikan partai politik. Tercata ada 48 partai baru yang mengikuti pemilu 1999, termasuk di dalamnya partai-partai Islam. Keadaan ini juga mempengaruhi ulama untuk kembali aktif di dunia politik dengan terjun langsung untuk memenangkan partai tertentu sesuai dengan posisinya. Politik mampu membuat ulama-ulama terpolarisasi sedemikian rupa. Kampanye 1999 misalnya, diwarnai dengan menghamburnya para kyai untuk membela partai politiknya masing-masing sesuai dengan basis keulamaan mereka. Ulama-ulama NU terdapat pada partai PKB, yang merupakan satu-satunya partai yang direstui PBNU. Secara individu, para kyai NU mendirikan partai-partai seperti PKU yang didirikan K.H.Yusuf Hasyim, PNU oleh K.H.Syukron Makmun, dan yang terpenting tentu PPP yang banyak didukung ulama NU seperti K.H.Alawi Muhammad, K.H.Maimun Zubair, dan lain sebagainya.
Pada pemilu 1999 telah membawa K.H.Abdurrahman Wahid menjadi presiden.pada saati itu, peran ulama berpolitk sangat menonjol karena Gus Dur selalu mengikutsertakan ulama dalam mengambil keputusannya. Sayang kedudukan yang terhormat itu harus berakhir dengan singkat oleh MPR yang waktu itu ketuanya Amien Rais, dan jabatan Presiden kemudian diserahkan kepada Megawati. Namun, pada masa sekarang ini partai Islam mulai melemah yang dominasinya telah tergantikan oleh partai-partai umum.
b.    Pendidikan
Setelah merdeka, pendidikan Islam mulai mendapat kedudukan yang sangat penting dalam sistem pendidikan nasional. Pendidikan agama di sekolah mendapatkan tempat yang teratur, seksama, dan penuh perhatian. Madrasah dan pesantren juga mendapat perhatian. Untuk itu dibentuk Departemen Agama pada tanggal 3 Desember 1946 yang bertugas mengurusi penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah umum dan madrasah serta pesantren-pesantren.
Pendidikan Islam  setahap demi setahap dimajukan. Pada tahun 1975 dikeluarkan SKB di mana madrasah diharapkan memperoleh posisi yang sama dengan sekolah umum dalam sistem pendidikan, sehingga lulusan madrasah dapat melanjutkan ke sekolah umum. Kemudian pada tahun 1984 dikeluarkan SKB yang merupakan tindak lanjut dari SKB 1975, yaitu tentang pembukuan kurikulum sekolah umum dan kurikulum madrasah. Dengan SKB itu disebutkan bahwa madrasah memiliki persamaan sepenuhnya dengan sekolah umum dalam mencapai cita-cita pendidikan nasional. Perkembangan pendidikan Islam terus ditingkatkan dengan tuntutan untuk mendirikan Perguruan Tinggi  Islam. Hasilnya, Perguruan Tinggi Islam telah menyebar diseluruh pelosok Indonesia seperti IAIN(Institut Agama Islam Negeri) yang telah tumbuh dan berkembang menjadi UIN(Universitas Islam Negeri) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta mengahadapi tantangan zaman.
c.    Sosial budaya

Adanya pesantren yang sudah ada sejak dulu menjadi ciri khas ke Islaman di Indonesia. Bagaimanapun pesantren hanya ada di Indonesia saja, bahan Amerika yang katanya negara adikuasa tidak bisa mendirikan pesantren. Sehingga banyak orang yang diluar negeri seperti malaysia dan Brunei Darusaalam ikut meniru atau bahkan belajar di Indonesia. Salah satu pesantren yang cukup populer di Indonesia dan bahkan dunia internasional adalah Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo.
Disamping itu, Indonesia mempunyai beraneragam ras, suku yang terbentang dari sabang samapi merauke. Hal ini pula yang mendasari perbedaan budaya dari masing-masing wilayah. Seperti halnya tradisi ke Islaman pada pesisir pulau, mereka lebih banyak mengadakan sajian “buang kepala kerbau” atau sejenisnya misalnya untuk menghormati atau bentuk terimakasih kepada alam dalam hal ini laut. Itu beberapa contoh kultur sosial-budaya yang masih melekat sampai sekarang ini walau frekuensinya mulai berkurang.

1 komentar: