Selasa, 15 Juli 2014

Perkembangan Peradaban Islam di Era Reformasi dari Segi Politik, Pendidikan, dan Sosial Budaya

1.    Perkembangan Peradaban Islam di era reformasi:
Sejarah membuktikan bahwa proses penyebaran Islam di Indonesia tidak terlepas dari peranan para pedagang, mubaligh atau ulama’, raja, dan juga para bangsawan. Masuknya Islam di Indonesia telah membawa angin segar bagi perkembangan bangsa Indonesia sampai saat ini. Di era reformasi hingga sekarang ini Islam telah mampu membentangkan sayapnya dan mampu untuk menjawab tantangan zaman di abad ke-20, meskipun hal tesebut belum terealisasikan secara sempurna namun setidaknya Islam mampu memberikan pengaruh yang sangat besar di Indonesia pada era reformasi sampai dengan sekarang. Hal itu ditandai dengan perkembangan- perkembangan Islam dari segi pendidikan, sosial budaya, dan juga politik. Adanya perkembangan lembaga-lembaga pendidikan Islam yang berorientasi mengajarkan pendidikan agama dan umum, banyaknya pendirian masjid-masjid sebagai tempat peribadatan umat Islam dengan berbagai macam arsitekturnya, semakin banyaknya organisasi politik, kemasyarakatan yang membawa nama Islam telah mewarnai kehidupan bangsa Indonesia khususnya di era reformasi sampai sekarang.

Perkembangan peradaban Islam dari segi politik, pendidikan, dan sosial budaya:
a.    Politik
Jatuhnya pemerintahan Orde Baru yang otoriter dan korup membawa harapan munculnya pemerintahan pasca Orde Baru yang demokratis. Hal itu tercermin dari kebebasan mendirikan partai politik. Tercata ada 48 partai baru yang mengikuti pemilu 1999, termasuk di dalamnya partai-partai Islam. Keadaan ini juga mempengaruhi ulama untuk kembali aktif di dunia politik dengan terjun langsung untuk memenangkan partai tertentu sesuai dengan posisinya. Politik mampu membuat ulama-ulama terpolarisasi sedemikian rupa. Kampanye 1999 misalnya, diwarnai dengan menghamburnya para kyai untuk membela partai politiknya masing-masing sesuai dengan basis keulamaan mereka. Ulama-ulama NU terdapat pada partai PKB, yang merupakan satu-satunya partai yang direstui PBNU. Secara individu, para kyai NU mendirikan partai-partai seperti PKU yang didirikan K.H.Yusuf Hasyim, PNU oleh K.H.Syukron Makmun, dan yang terpenting tentu PPP yang banyak didukung ulama NU seperti K.H.Alawi Muhammad, K.H.Maimun Zubair, dan lain sebagainya.
Pada pemilu 1999 telah membawa K.H.Abdurrahman Wahid menjadi presiden.pada saati itu, peran ulama berpolitk sangat menonjol karena Gus Dur selalu mengikutsertakan ulama dalam mengambil keputusannya. Sayang kedudukan yang terhormat itu harus berakhir dengan singkat oleh MPR yang waktu itu ketuanya Amien Rais, dan jabatan Presiden kemudian diserahkan kepada Megawati. Namun, pada masa sekarang ini partai Islam mulai melemah yang dominasinya telah tergantikan oleh partai-partai umum.
b.    Pendidikan
Setelah merdeka, pendidikan Islam mulai mendapat kedudukan yang sangat penting dalam sistem pendidikan nasional. Pendidikan agama di sekolah mendapatkan tempat yang teratur, seksama, dan penuh perhatian. Madrasah dan pesantren juga mendapat perhatian. Untuk itu dibentuk Departemen Agama pada tanggal 3 Desember 1946 yang bertugas mengurusi penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah umum dan madrasah serta pesantren-pesantren.
Pendidikan Islam  setahap demi setahap dimajukan. Pada tahun 1975 dikeluarkan SKB di mana madrasah diharapkan memperoleh posisi yang sama dengan sekolah umum dalam sistem pendidikan, sehingga lulusan madrasah dapat melanjutkan ke sekolah umum. Kemudian pada tahun 1984 dikeluarkan SKB yang merupakan tindak lanjut dari SKB 1975, yaitu tentang pembukuan kurikulum sekolah umum dan kurikulum madrasah. Dengan SKB itu disebutkan bahwa madrasah memiliki persamaan sepenuhnya dengan sekolah umum dalam mencapai cita-cita pendidikan nasional. Perkembangan pendidikan Islam terus ditingkatkan dengan tuntutan untuk mendirikan Perguruan Tinggi  Islam. Hasilnya, Perguruan Tinggi Islam telah menyebar diseluruh pelosok Indonesia seperti IAIN(Institut Agama Islam Negeri) yang telah tumbuh dan berkembang menjadi UIN(Universitas Islam Negeri) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta mengahadapi tantangan zaman.
c.    Sosial budaya

Adanya pesantren yang sudah ada sejak dulu menjadi ciri khas ke Islaman di Indonesia. Bagaimanapun pesantren hanya ada di Indonesia saja, bahan Amerika yang katanya negara adikuasa tidak bisa mendirikan pesantren. Sehingga banyak orang yang diluar negeri seperti malaysia dan Brunei Darusaalam ikut meniru atau bahkan belajar di Indonesia. Salah satu pesantren yang cukup populer di Indonesia dan bahkan dunia internasional adalah Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo.
Disamping itu, Indonesia mempunyai beraneragam ras, suku yang terbentang dari sabang samapi merauke. Hal ini pula yang mendasari perbedaan budaya dari masing-masing wilayah. Seperti halnya tradisi ke Islaman pada pesisir pulau, mereka lebih banyak mengadakan sajian “buang kepala kerbau” atau sejenisnya misalnya untuk menghormati atau bentuk terimakasih kepada alam dalam hal ini laut. Itu beberapa contoh kultur sosial-budaya yang masih melekat sampai sekarang ini walau frekuensinya mulai berkurang.

Resensi Buku

1.                     Tugas resensi buku
Disusun guna memenuhi tugas ujian akhir semester
Nama: Khoirrosyid Oktifu’adi
NIM: 133111163
Kelas: PAI 2D
IDENTITAS BUKU
Judul: SEJARAH ISLAM KLASIK Perkembangan Ilmu PengetahuanIslam
Pengarang: Prof. Dr. Hj. Musyrifah Sunanto
Penerbit: Kencana Prenada Media Group
Tahun: 2007
Cet: ke-3
Tebal: xxi, 268 hlm; 21 cm
Buku tentang Sejarah peradaban Islam adalah sebuah buku yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Namun pada buku ini,  pembahasan ditujukan tentang perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam pada masa klasik. Sebagaimana diketahui, pada abad IX-XIII Masehi peradaban dunia, termasuk kemajuan ilmu pengetahuan, berpusat di nagara Islam terutama di wilayah kekuasaan Abbasiyah yang beribukota Baghdad. Kemajuan itu kemudian meluas pula ke Andalus, Afrika, pulau Sisilia dan Mesir serta daerah kekuasan Ghazwaniyah di Asia Tengah. Peradaban Islam serta ilmu pengetahuan telah berkembang di wilayah tersebut.
Mengenai zaman Islam klasik antara 650-1250 M. Ini terjadi semenjak Nabi Muhammad menyebarkan risalahnya sampai hancurnya Baghdad pada abad XIII M. Masa itu merupakan masa perluasan wilayah, integrasi, dan keemasan Islam. Perluasan wilayah yang dimulai oleh KhulafaAr-Rasyidin dilanjutkan Bani Umayah dan mencapai keemasan pada masa Bani Abbas. Timbullah persatuan berbagai bangsa di bawah naungan Islam, dengan bahasa Arab kebudayaan serta peradaban islam tumbuh menjadi peradaban baru.
Bani Umayah, yang menjadikan Damaskus menjadi ibu kota, masih mementingkan kebudayaan Arab. bani Abbas memindahkan ibu kotanya ke Baghdad, suatu kota yang banyak dipengaruhi kebudayaan Persi. Keluarga Barmak, yang diangkat sebagai wazir, bersama-sama Khalifah mengembangkan ilmu pengetahuan dan filsafat Yunai di Baghdad. Dengan pengaruh kebudayaan Persi yang semenjak sebelum telah maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani, maka masa Bani Abbas merupakan puncak peradaban Islam, terutama dalam hal ilmu pengetahuan. Harun Ar-Rasyid dan Al-Makmun merupakan khalifah Bani Abbas yang sangat besar peranannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Buku-buku ilmu pengtahuan dan filsafat didatangkan dari Byzantum kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. bayt al-Hikmah bukan hanya pusat penerjemahan tetapi juga perguruan tinggi dan perpustakaan. Bahasa Arab dipakai di seluruh wilayah yang dikuasai Islam menggantikan bahasa Yunani bahasa Persi yang semula menjadi bahasa administrasi. Bahasa Arab menjadi banhasa ilmu pengetahuan, filsafat, dan diplomasi.
Dalam lapangan ilmu pengetahuanterkenal nama Al-Farazi (abad VIII) sebagai astronom Islam yang pertama kali menyusun astrolobe (alat yang dahulu dipakai untuk mengukur bintang); serta Al-Farghani yang mengarang ringkasan ilmu astronomi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard Cremona. Dalam optika muncul Abu Ali al-Hasan ibnu al-Haytam (abad X, di Eropa dikenal sebagai Alhazen). Dalam bidang kimia terkenal Jabir bin Hayyan; Abu bakar Zakaria al-Razi (865-925 M) mengarang buku besar tentang al-kimia. Dalam lapangan fisika Abu Raihan Muhammad al-Biruni (973-1048) sebelum Galileo Galilei telah mengemukakan teori tentang bumi berputar di sekitar porosnya. Dalam bidang Geografi Abu al-Hasan Ali Mas’ud. Dalam lapangan ilmu kedokteran, al-Razi (Razhes) mengarang buku tentang cacar dan campak yang diterjemahkan kedalam bahasa Latin, Inggris, dan bahasa Eropa lain. Dalam lapangan filsafat, nama al-Farabi, Ibn Sina, dan Ibn Rusyd sangat terkenal.
Selain ilmu ‘aqliyah seperti tersebut di atas, pada periode ini memuncak pula ilmuyang dinukil dari Al-Qur’an dan Hadist. Dalam penyusunan Hadits terkenal nama Imam Bukhori dan Imam Muslim (abad IX), dalam lapangan fiqh muncul Imam Malik bin Anas, Imam Syafi’i, Imam Abu Hanifah, dan Imam Ahmad bin Hanbal (abad VIII dan IX), dalam bidang tafsir muncul Al-Tabari (839-923), dalam lapangan ilmu kalam muncul Wasil bin Atha’ dan Al-Maturidi (abad IX dan X) dari kalangan Ahlu al-Sunnah, dalam lapangan tasawuf muncul Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bushtami, Hasan bin Mansur al-Hallaj.
Perguruan tinggi yang terkanal pada zaman ini antara lain Bait al-Hikmah di Baghdad, Universitas Cordova di Andalusia, Al-Azhar di Kairo, dan an-Nizhamiyah di Baghdad. Ringkasnya periode ini adalah periode peradaban Islam mencapai puncaknya, terutama dalam lapangan ilmu pengetahuan. Bersamaan dengan itu kondisi di luar Islam, terutama di Eropa, sedang mengalami masa kegelapan. Pada abad XI Eropa mulai menyadari adanya peradaban Islam yang tinggi di Timur, makamereka berusaha untuk mengambilnya. Melalui saluran Spanyol Islam, pulau Sisila, dan pelarian-pelarian perang Salib. Peradaban Islam sedikit demi sedikit dibawa ke Eropa. Inilah yang menyebabkan timbulnya renaissance Eropa yang kemudian membawa pada kemajuan dan peradaban barat sekarang.  Dengan ditandai oleh kemunduran tiga daulah Islam (Usmaniyah, Shafawiyah, dan Mughal India) maka ber-akhirlah zaman  kejayaan Islam. Umat Islam satu demi satu sesudah itu jatuh di bawah kekuasaan bangsa barat.

Islam adalah agama yang sempurna, ia tak hanya berkutat tentang masalah keimanan, ibadah, dan muamalah. Lebih jauh dari itu islam sebagai landasan pijak ber-mualamalah telah berkembang jauh sesuai dengan perkembangan zaman dan tentu saja akal dan kebutuhan manusia. Dari sini Islam kemudian menyumbangkan peradaban tinggi di bidang keilmuan yang entah bagaimana amat jarang ditulis orang, padahal hasil fikir Islam-lah yang mengantar dunia barat memasuki era pencerahan. Buku ini tidak saja ditulis untuk kepentingan mahasiswa, tapi juga untuk bisa diketahui umat agar dapat memetik hikmahnya untuk kemudian berikhtiar menjayakan Islam sebagai sebuah kebudayaan yang dinamis dengan peradaban tinggi.

Rabu, 25 Juni 2014

Perbedaan Cewek dan Wanita

BEDA CEWEK DAN WANITA
Ketika bangun tidur
Wanita:pergi ke kamar mandi
Cewek:update status alay pakai hp

Dalam bersikap
Wanita:Kalem dan elegan
Cewek:Sok jaim tapi pecicilan

Menghadapi cowok
Wanita:Bersikap apa adanya,tidak sok jaim pa lagi sok alim
Cewek:Suka overacting,sok jaim,bahkan tidak jarang sok alim

Ketika jatuh cinta
Wanita:Merasa bahagia
Cewek:Merasa jadi cinderella

Ketika pacaran
Wanita:Bilang kangen setiap hari
Cewek:Bilang kangen setiao detik

Urusan kawin
Wanita:Kawin karena pilihan
Cewek:Kawin karena sinetron

Ketika di tolak cowok
Wanita:Memahami ,instropeksi,lapang hati
Cewek:Tak bisa di sebutkan-pokoknya ngeri!!!

Ketika tertawa
Wanita:Hahahahaaaaaaaaaaa(tertawa wajar)
Cewek:ABG:nyiahahahahahahah(di buat unyu)

Ketika putus
Wanita:Nangis tapi menerima dengan lapang
Cewek:ABG:histeris,memaki’’ mantan di timeline

Soal pribadi
Wanita:Wanita PD meski jomblo
Cewek:ABG:panik gara’’ jadi jomblo

Soal pacaran
Wanita:Jujur mengatakan belom pernah pacaran
Cewek:Belom pernah pacaran ,tapi mengaku banyak mantan

Dalam hidup
Wanita:Tahu mana urusan pribadi dan mana uruan publik
Cewek:Mencampurkan urusan pribadi dan publik

Doa soal jodoh
Wanita: ‘’Tuhan,berikanalh aku jodoh yang baik’’
Cewek: ‘’Tuhan ,berikanlah aku jodoh yang funky’’

Ketika membaca sms ini
Wanita:Senyum’’ dan komenya pasti bermutu..
Cewek:Misuh’’,dan pasti komenya ADD ME!!!padahal kenapa ga dia aja yang nge ADD....

KAYA ITU PENTING, tapi jangan yang penting kaya; yang penting kaya bisa menghalalkan segala cara. Maka kalau bisa orang itu kaya dan sehat. Sehat itu penting, karena maksiat saja perlu sehat, apalagi ketaatan dan kebaikan perlu kesehatan. Berusahalah jadi orang kuat.



cerita sayidah nafisah berbahasa arab

سيّدة نفيسة
سيّدة نفيسة هي نِسَاءُ الَّتِى لَهَا سِلْسَلَةُ النَّسَب منْ نَبِيِّنَا مُحَمَّد ص م . هِيَ ابْنةٌ منْ إمَام حَسَن الأنْوَار ابن زَيْد الأبْلاج ابن إمَام حَسَن عَلِى رَضِيَ الله عَنْهُ . وَوُلِدَتْ فِى التّارِيْخ الحَادِي عَشَر مِنْ رَبِيْعِ الأَوَّل سَنَةَ مِائَة وَخَمْسٍ وَأَرْبَعِيْنَ هِجْرِيَّةً  بِمَكَّةَ . فَتُنْكَحُ سيّدة نفيسة بِمُعْتَمِن ابْن جَعْفَار الصِّدِيْق الَّذِي لَهَا سِلْسَلَةُ النَّسَب أَيْضاً منْ نَبِيِّنَا مُحَمَّد ص م. وَ ذَهَبَتْ سيّدة نفيسة إِلَى مِصْرَ مَعَ زَوْجِهَا بَعْدَ نِكَاحِهِمَا .
سيّدة نفيسة هِيَ مَرْأَةٌ صَا لِحَةٌ الّتِى لَهَا إِيْمَانٌ قَوِيٌّ وَ عِبَادَةٌ خَالِصَةٌ إِلَى الله عَزَّوَجَلَّ . تَصُوْمُ صومَ السُّنَّة منْ طُلُوْعِ الفَجْرِ إلَى غُرُوْبِ الشَّمْسِ وَ تُصَلِّى صَلَاةَ التَّهَجُّد فِى الّيْلِ بِذِكْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَقِرَاءَةِ القُرْآنِ الْكَرِيْمِ . وَزَهِدَتْ بِحَيَاتِهَا أَيْضًا . وَ قَلْبُهَا لاَ تَنْخَدِعُ بِجَمَالِ الحَيَاة فِى الدُّنْيَا . نَفْسُهَا تُشْتِيْقُ بِالجَنَّةِ النَّعِيْم وَ تَخَافُ بِالنَّارِ جَهَنَّم . وَأَنَّهَا مُطِيْعٌ مَعَ زَوْجِهَا .
 وَوَاحِدَةٌ مِنْ قِصَّتِهَا المَشْهُوْرَة هِيَ قِصَّةُ حَيَاتِهَا فِى مصْرَ. حِيْنَمَا تَسْكُنُ فِى مِصْرَ , لَهَا جاَرٌّ مِنْ يَهُوْدِيّ الّذِى يَتَكَوَّنُ مِنَ الأَب وَ الأُمّ والابنة . وَ كَانَةِ الابْنَة شَلَلَ الأَطْفَال . ذَاتَ يَوْمٍ أَرَادَتْ الأُمّ اَنْ تَذْهَبَ إلَى مَكَانٍ مَا, وَلكِنْ الأَب يَذْهَبُ مِنَ البَيْت أَيْضًا . ثُمَّ أَمَرَتْ الأُمّ إلَيْهَا لِتَسْكُنُ مَعَ سيّدة نفيسة فِى بَيْتِهَا . وَهَذِهِ الابْنَة مُوِافِقَة بِأَمْرِ أُمِّهِ . وَلَمَّا وَصَلَتْ فِى بَيْتِ سيّدة نفيسة اسْتَرَاحَتْ هَذِهِ الابْنة مُدّة سُوَيَّة , وَبَعْدَ ذلِكَ سَمِعَتَا الأَذَان . ثُمَّ هُمَا تَتَوَضَّعاَ فِى المِيْضَأَة مَعًا . حِيْنَمَا تَتَوَضَّعَا , سَقَطَ مَاءُ الوُضُوْعِ لسيّدة نفيسة أَمَامَ تِلْكَ الابْنَة . ثُمَّ أَتَى الإِلْهَامُ عَلَى تِلْكَ الابْنَة الخَرِيْع .............................
وَ بَعْدَ ذلِكَ تَحَرَّكَ رِجْلُهَا ذَاتَ اليَمِيْن وَ ذَاتَ الشِّمَال بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَ كَانَت سيّدة نفيسة لاَ تَزَالُ خَاشِعَةً وَ مُطْمَعِنَّةً لِتَعْدِيَة الصَّلَاة الفَرْضِ .
ثُمَّ ,سَمِعَتْ هذِهِ الابنة قَرْعَةَ البَابِ منَ الخَارِج , وَالّتى تَقْرَعُ البَابَ هِيَ أُمُّهَا .وَحِيْنَئِذٍ سيّدة نفيسة لاَتَزَالُ خَاشِعَةً مُطْمَعِنَّةً فِى صَلاَتِهَا . وَتِلْكَ الابْنَة تَتَشَجَّعُ عَلَى القِيَامِ , فَبَانَ أَنَّهَا قَادِرٌ عَلَى القِيَامِ وَ المَشْيِ بَعْدَ مَسْحِ مَاء الوُضُوْعِ لسيّدة نفيسة الّذِى سَقَطَ أَمَامهَا . فَتَفْتَحُ البَابَ وَ تُعَانِقُ أُمَّهَا عَلَى الفَوْرِ . فَتَأَجَّبَتْ أُمُّهَا, وَ هِيَ تَتَسَاءَل بِهَذِهِ الوَاقِعَة . ثُمَّ أَخْبَرَتْ هَذِهِ الابْنَة إلَى أُمِّهَا مِمَّا يَتَعَلَّقُ بِالمَوَاقِع الّتِى وُقِعَتْ .  وَ بَكَتْ أَمُّهَا عَلَى تِلْكَ الأَخْبَاروَ الحِكَايَة العَجِيْبَة . ثُمَّ بَعْدَ ذلِكَ تُعَانِقُ الأُمّ سيّدة نفيسة وَ تَقُوْلُ : " أَعْتَرِفُ بِأنَّكِ حَفِيْدَة مِن رَسُوْلِ اللهِ ص م وَ جَدُّكِ هُوَ مُحَمَّد ص م وَ اللهُ رَبُّ العَالَمِيْن ". ثُمَّ دَخَاَتَا الابْنَة وَ أُمُّهَا إلَى الدِّيْنِ الإِسْلَامِيّ . بِنَظْرِ إِلَى هَذَا الحَال , تُعَرِّفُ سيّدة نفيسة إِليْهِمَا بِأَنَّ الحَادِثَة الّتى وُقِعَتْ  تَقَعُ بِمَشِيْعَتِهِ وَ إِرَادَتِهِ وَبِإذْنِ اللهِ عّزَّ وَ جَلَّ أَيْضًا , لأَنَّ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ يَفْعَلُ مَا يَشَاء وَ يَفْعَلُ مَا يُرِيْد .
بَعْدَ ذلِكَ , هُمَا تَرْجِعَانِ إِلَى بَيْتِهِمَا وَتَلْتَقِيَانِ مَعَ أَبِيْهَا , إسْمُهُ أَيُّوْب . هُوَ يَتَعَجَّبُ بِنَظْرِ إلَى ابْنَتِه الّذِى قَادِرًا عَلَى القِيَامِ وَ المَشْيِ . ثُمَّ بَعْدَ سَمِعَ الأخْبَار وَ الحِكَايَة الوَاضِحَة مِنْ زَوْجَتِهِ وَ ابْنَتِهِ ,فَدَعَا أَيُّوْب إِلَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ : "سُبْحَانَكَ الله !  تُضِلُّ مَنْ تَشَاء وَ تُهْدِى مَنْ تَشَاء وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْر.
وَحِيْنَ  أَيُّوْب وَ أُسْرَتُهُ قَدْ دَخَلُوا  الإسْلًام ,كانَ اليَهُوْدِيّ فِى تلْكَ الدّائِرَة يَعْرِفُوْنَ كُلُّهُمْ بإسْلَامِ أَيُّوْب وَ أُسْرَتِهِ .
وَ تُوُفِّيَتْ سيّدة نفيسة سَنَةَ مِائَتَيْنِ وَ ثَمَانٍ هِجْرِيَّةً حِيْنَ تَقْرَأُ القُرْآنَ وَهِيَ فِى حَالةِ الصَّوْمِ .  
وَهَكَذَا قِصَةٌ وَحِدَةٌ مِنْ قِصَصِ سيّدة نفيسة الّتى لَهَا دَرْسٌ وَ عِبْرَةٌ حَسَنَة لَنَا وَ لَكُمْ جَمِيْعًا . لَعَلَّ هَذِهِ القِصَّة
تَكُوْنُ أُسْوَةً وَ قُدْوَةً لِجَمِيْعِ النِّسَاء فِى العَصْرِ الحَاضِر.






 







  



Senin, 09 Juni 2014

makalah tarekat

TAREKAT
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Semester Gasal
Mata kuliah    : Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu       : Dr. Musthofa, M. Ag
Disusun oleh:
1.      M. Amiq Fahmi                           (103111067)
2.      Khoirrosyid Oktifu’adi               (133111163)
3.      M. Fajrul Islam                            (133111164)
4.      Dadang Setia Budi                      (133111165)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
           

          I.            PENDAHULUAN
Tasawuf yang dikembangakan sebagai pengalaman spiritual oleh para ahlinya, adalah penerapan praktis dan perilaku Islam yang sebenarnya, yaitu Islam sebagai penyerahan diri secara total kepada Tuhan semesta alam. Tasawuf menempati posisi sentral di antara tiga aspek dasar Islam: tauhid, syari’at, dan akhlak. Jika hakekat misi Islam adalah penyempurnaan akhlak dan moral, seperti dilukiskan dalam salah satu hadits Nabi Saw., pelestarian tasawuf, merupakan pelestarian Islam itu sendiri.
Untuk mendekatkan diri pada Tuhan maka harus menempuh jalan ikhtiar, salah satu jalan ikhtiar yaitu dengan mendalami lebih jauh ilmu tasawuf. Untuk mengetahui sesuatu maka pasti ada ilmunya, banyak dikalangan orang awam yang kurang mengetahui tentang ilmu mengenal Tuhan (Tarekat). pengertian tentang tarekat yaitu,Tariqah adalah khazanah kerohanian (esoterisme), dalam Islam dan sebagai salah satu pusaka keagamaan yang terpenting. Karena dapat mempengaruhi perasaan dan pikiran kaum muslimin serta memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembinaan mental beragama masyarakat. Masuknya tarekat ke Indonesia bersama dengan masuknya Islam ketika wilayah Nusantara masih terdiri dari kerajaan-kerajaan melalui perdagangan dan kegiatan dakwah.
Demikanlah, para sufiyah membuat sistem “tariqah”, mengadakan latihan-latihan jiwa, membersihkan dirinya dari sifat-sifat yang tercela atau mazmumah  dan mengisinya dengan sifat-sifat terpuji/mahmudah dan memperbanyak zikir dengan penuh ikhlas semata-mata untuk memperoleh keadaan “tajalli” yakni bertemu dengan Tuhannya sebagai bagian terakhir dan terbesar.


       II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Apa yang dimaksud dengan tarekat ?
B.     Bagaimana sejarah timbul dan perkembangan tarekat ?
C.     Sebutkan macam-macam aliran tarekat ?




    III.            PEMBAHASAN
1.         Pengertian Tarekat
Kata tarekat berasal dari bahasa Arab “al-thariq” yang berarti jalan yang ditempuh dengan jalan kaki. Dari pengertian ini kemudian kata tersebut digunakan dalam konotasi makna cara seseorang melakukan suatu pekerjaan, baik terpuji maupun tercela. Menurut istilah tasawuf sendiri, tarekat ialah perjalanan khusus bagi para sufi yang menempuh jalan menuju Allah Swt. Perjalanan yang mengikuti jalur yang ada melalui tahap dan seluk-beluknya.[1] Kata tarekat, secara umum mengacu pada metode latihan atau amalan (zikir, wirid, muraqabah), juga pada institusi guru dan murid yang tumbuh bersamanya.
Hubungan seorang pembimbing (mursyid) dengan yang dibimbing (murid) dan yang dibimbing dengan yang lainnya lama kelamaan mengikat satu persaudaraan thariqot yang disebut dengan persaudaraan shufi. Akhirnya thariqot tidak hanya dikonotasikan pada suatu metode praktis tetapi dikonotasikan sebagai lembaga bimbingan calon shufi, yang elemennya adalah guru (syekh, mursyid), murid, tempat (yang disebut dengan zawiyah), perjanjian antara guru dan murid (baiat), do’a dan wirid khusus, adanya penyebaran oleh bekas murid setelah mendapat ijazah dari gurunya dengan silsilah yang diakui kebenarannya sampai kepada Nabi Muhammad Saw. Guru didalam tarikat adalah orang yang paling berpengaruh. Ia mempunyai wewenang (otoritas) yang sangat luas.[2]

2.         Sejarah Timbul dan Perkembangan Tarekat
Sebenarnya membicarakan tarekat, tentu tidak bisa terlepas dengan tasawuf karena pada dasarnya Tarekat itu sendiri bagian dari tasawuf. Di dunia Islam tasawuf telah menjadi kegiatan kajian keislaman dan telah menjadi sebuah disiplin ilmu tersendiri. Landasan tasawuf yang terdiri dari ajaran nilai, moral dan etika, kebajikan, kearifan, keikhlasan serta olah jiwa dalam suatu kehkusyuan telah terpancang kokoh. Sebelum ilmu tasawuf ini membuka pengaruh mistis keyakinan dan kepercayaan sekaligus lepas dari saling keterpengaruhan dengan berbagai kepercayaan atau mistis lainya. Sehingga kajian tasawuf dan tarekat tidak bisa dipisahkan dengan kajian terhadap pelaksananya di lapangan.

Ajaran Islam dibawa oleh Nabi Muhammad yang pada masa awal dilaksanakan secara murni. Ketika Rasulullah wafat, cara beramal dan beribadah para sahabat dan thabi’in masih tetap memelihara dan membina ajaran Rasul, disebut amalan salaf al-shalih.
Pada abad pertama Hijriyah mulai ada perbincangan tentang teologi. Abad kedua Hijriyah mulai muncul tasawuf. Tasawuf terus  berkembang dan meluas mulai terkena pengaruh luar. Salah satu pengaruh luar adalah filsafat, baik filsafat Yunani, India maupun Persia. Muncullah sesudah abad ke- 2 Hijriyah golongan sufi yang mengamalkan amalan-amalan dengan tujuan kesucian jiwa untuk taqarrub kepada Allah. Para sufi kemudian membedakan pengertian syari’ah, thariqat, haqiqat, dan makrifat. Menurut mereka syari’ah itu untuk memperbaiki amalan-amalan lahir, thariqat untuk memperbaiki amalan-amalan batin (hati), haqiqat untuk mengamalkan segala rahasia yang ghaib, sedangkan makrifat adalah tujuan akhiryaitu mengenal hakikat Allah baik zat, sifat maupun perbuatanNya.
Awal kemunculan tarekat adalah pada abad ke-3 dan ke-4 H, yang sejalan dengan kemunculan tasawuf. Pada abad ke-5 Hijriyah atau 13 Masehi barulah muncul tarekat sebagai kelanjutan kegiatan kaum sufi sebelumnya. Hal ini ditandai dengan setiap silsilah tarekat selalu dihubungkan dengan nama pendiri atau tokoh-tokoh sufi yang lahir pada abad itu. Mula-mula muncul tarekat Qodiriyah yang dikembangkan oleh syeikh Abdul Qodir Jaelani di Asia tengah Tibristan tempat kelahiran dan oprasionalnya, kemudian berkembang ke Baghdad, Irak, Turki, Arab Saudi sampai ke Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailan, India, Tiongkok. Muncul pula tarekat Rifa’iyah di Maroko dan Aljazair. Disusul tarekat Suhrawardiyah di Afrika utara, Afrika tengah, Sudan dan Nigeria. Tarekat-tarekat itu kemudian berkembang dengan cepat melalui murid-murid yang diangkat menjadi khalifah, mengajarkan dan menyebarkan ke negeri-negeri Islam, bercabang dan beranting hingga banyak sekali.[3]
Pada perkembangannya, kata tarekat mengalami pergeseran makna. Jika pada awalnya tarekat berarti jalan yang ditempuh oleh seorang sufi dalam memndekatkan diri kepada Allah, maka pada tahap selanjutnya istilah tarekat digunakan untuk menunjuk pada suatu metode psikologi yang dilakukan oleh guru tasawuf (mursyid) kapada muridnya untuk mengenal Tuhan secara mendalam. Dari sinilah, terbentuklah suatu tarekat, dalam pengertian “jalan menuju Tuhan di bawah bimbingan seorang guru”. Ada tarekat yang dipandang sah (mu’tabarah) dan ada pula tarekat yang dianggap tidak sah (ghair mu’tabarah). Penjelasan dari keduanya yaitu: Suatu tarekat dianggap sah jika memiliki mata rantai (silsilah) yang mutawatir sehingga amalan dalam tarekat tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara syari’at. Sebaliknya, jika suatu tarekat tidak memiliki mata rantai (silsilah) yang mutawatir sehingga ajaran tarekat tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan secara syari’at maka ia dianggap tidak memiliki dasar keabsahan dan oleh karenanya disebut tarekat yang tidak sah (ghair al-mu’tabarah).


3.      Macam- macam Aliran Tarekat
1.      Tarekat Qadiriyah
Qadiriyah adalah nama tarekat yang diambil dari nama pendirinya, yaitu ‘Abd al-Qadir jilani, yang terkenal dengan sebutan Syaikh ‘Abd al-Qadir Jilani al-ghawsts atau quthb al-awliya’. Tarekat ini mempunyai posisi yang amat penting dalam sejarah spiritualitas Islam karena telah menjadi cikal bakal munculnya berbagai macam tarekat di dunia Islam.
Ajaran tarekat Qadiriyah selalu menekankan pada pensucian diri dari nafsu dunia. Karena itu, dia memberikan beberapa petunjuk untuk mencapai kesucian diri yang tetinggi.[4] Adapun beberapa ajaran tersebut adalah:
a.       Taubat
b.      Zuhud
c.       Tawakal
d.      Syukur
e.       Ridha
f.       Jujur

2.      Tarekat Syadziliyah
Tarekat Syadziliyah tak dapat dilepaskan hubunganya dengan pendirinya, yakni Abu al-Hasan al-Syadzili yang mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan tarekat-tarekat lain. Secara lengkap nama pendirinya adalah ‘Ali bin Abdullah bin ‘Abd. Al-Jabbar Abu al-Hasan al-Syadzili.
Adapun pemikiran-pemikiran tarekat al-Syaziliyyah tersebut adalah:
a.       Tidak menganjurkan kepada murid-muridnya untuk meninggalkan profesi dunia mereka
b.      Tidak mengabaikan dalam menjalankan syari’at Islam
c.       Zuhud tidak berarti harus menjauhi dunia karena pada dasarnya zuhud pada dasarnya mengosongkan hati dari selain Tuhan.
d.      Tidak ada larangan bagi kaum salik untuk menjadi miliuner yang kaya raya, asalkan hatinya tidak bergantung pada hartayang dimilikinya.
e.       Tasawuf adalah latihan-latihan jiwa dalam rangka ibadah dan menempatkan diri sesuai dengan ketentuan Allah Swt.

3.      Tarekat Naqsyabandiyah
Pendiri tarekat Naqsyabandiyah adalah seorang pemuka tasawuf terkenal yakni, Muhammad bin Muhammad Baha’ al-Din al-Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi (717 H/ 1318 M-791 H/1389 M), dilahirkan di sebuah desa Qashrul Arifah, kurang lebih 4 mil dari Bukhara tempat lahir Imam Bukhari.[5]
Tarekat Naqsyabandiyah adalah sebuah tarekat yang mempunyai dampak dan pengaruhyang sangat besar kepada masyarakat muslim di berbagai wilayah yang berbeda-beda. Ciri menonjol Tarekat Naqsyabandiyah adalah:
a.       Diikutinya syari’at secara ketat, keseriusan dalam beribadah yang menyebabkan penolakan terhadap musik dan tari, dan lebih menyukai berdzikir dalam hati.
b.      Upaya yang serius dalam memengaruhi kehidupan dan pemikiran golongan penguasa serta mendekatkan negara pada agama.

4.      Tarekat Khalwatiyah
Nama Khalwatiyah diambil dari nama seorang sufi ulama pejuang Makassar abad ke-17, Syaikh Yusuf al-makassari al-Khalwati (w.751 H/1350 M), yang sampai sekarang masih dihormati. Sekarang terdapat dua cabang terpisah dari tarekat ini yang hadir bersama. Keduanya dikenal dengan nama Tarekat Khalwatiyah Yusuf dan Khalwatiyah Samman.[6]
Tarekat Khalwatiyah disandarkan kepada nama Syaikh Yusuf al-Makassari dan Tarekat Khalwatiyah Samman diambil dari nama seorang sufi Madinah abad ke-18 Muhammad Samman. Kedua cabang Tarekat  Khalwatiyah ini muncul sebagai tarekat yang sama sekali berbeda, masing-masing berdiri sendiri. Terdapat berbagai perbedaan dalam hal amalan, organisasi, dan komposisi sosial pengikutnya. Tarekat Khalwatiyah Yusuf dalam berdzikir mewiridkan nama-nama Tuhan dan kalimat-kalimat singkat lainya secara sirr dalam hati, sedangkan Tarekat Khalwatiyah Samman melakukan zikir dan wiridnya dengan suara keras.
Ajaran-ajaran dasar Tarekat Khalwatiyah adalah:
a.       Yaqza: kesadaran akan dirinya sebagai makhluk yang hina di hadapan Allah Swt
b.      Taubah: mohon ampun atas segala dosa
c.       Muhasabah: menghitung-hitung atau introspeksi diri.
d.      Inabah: berhasrat kembali kepada Allah
e.       Tafakkur: merenung tentang kebesaran Allah Swt
f.       I’tisam: selalu bertindak sebagai khalifah Allah di bumi
g.      Firar: lari dari kehidupan jahat dan keduniawian yang tidak berguna
h.      Riyadah: melatih diri dengan beramal sebanyak-banyaknya
i.        Tasyakur: selalu bersyukur kepada Allah dengan mengabdi dan memuji-Nya
j.        Sima’: mengosentrasikan seluruh anggota tubuh dalam mengikuti perintah-perintah Allah terutama pendengaran.

5.      Tarekat Syattariyah
Nama Syatariyah dinisbatkan kepada Syaikh ‘Abd Allah al-Syaththari (w.890 H/1485 M), seorang ulama’ yang masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan Syihab al-Din abu Hafsh, ‘Umar Suhrawardi (539-632 H/1145-1234 M), ulama’ sufi yang memopulerkan Tarekat Suhrawardiyah.
Salah satu ajaran Tarekat Syattariyah yang dikutip al-Sinkili dari Jawahir al-Khamsah, dan tidak dijumpai dalam kitab-kitab karangan al-Qusyasyi dan al-Kurani adalah berkaitan dengan apa yang disebut sebagai al-Asyqal al-Syaththari (amalan-amalan kaum Syaththari), yakni berbagai amalan yang secara khusus harus dilakukan oleh para pengikut Tarekat Syattariyah. Amalan-amalan tersebut dikemukakan dalam bentuk rumus-rumus atau kode-kode rahasia yang hanya dapat diketahui melalui penjelasan guru (syaikh).[7]

6.      Tarekat Tijaniyah
Tarekat Tijaniyah didirikan oleh Syaikh Ahmad bin Muhammad al-Tijani yang lahir di ‘Ain Madi, aljazair Selatan, dan meninggal di Fez, Maroko, dalam usia 80 tahun. Syaikh Ahmad Tijani diyakini oleh kaum Tijaniyah sebagai wali agung yang memiliki derajat tertinggi, dan memiliki banyak keramat.
Secara umum, amalan zikir (wirid) dalam Tarekat Tijaniyah terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu istighfar, sholawat, dan hailalah. Inti ajaran zikir dalam Tarekat Tijaniyah adalah sebagai upaya mengosongkan jiwa dari sifat-sifat lupa terhadap Allah dan mengisinya secara terus menerus dengan menghadirkan jiwa kepada Allah melalui zikir terhadap zat, sifat-sifat, hukum-hukum, dan perbuatan Allah.[8]

7.      Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah
Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah ialah sebuah tarekat gabungan dari tarekat Qadiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah (TQN). Tarekat ini didirikan oleh Syaikh Ahmad Khatib Sambas yang dikenl sebagai penulis kitab Fath al-‘Arifin. Sambas adalah nama sebuah kota di seelah utara Pontianak, Kalimantan Barat. Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah tampil sebagai sebuah tarekat gabungan karena Syaikh Sambas adalah seorang syaikh dari kedua tarekat dan mengajarkanya dalam satu versi yaitu mengajarkan dua jenis zikir sekaligus yaitu zikir yang dibaca dengan keras (jahar) dalam Tarekat Qadiriyah dan zikir yang dilakukan di dalam hati (khafi) dalam Tarekat Naqsyabandiyah.[9]

    IV.            KESIMPULAN
Kata tarekat berasal dari bahasa Arab “al-thariq” yang berarti jalan yang ditempuh dengan jalan kaki. Dari pengertian ini kemudian kata tersebut digunakan dalam konotasi makna cara seseorang melakukan suatu pekerjaan, baik terpuji maupun tercela. Menurut istilah tasawuf sendiri, tarekat ialah perjalanan khusus bagi para sufi yang menempuh jalan menuju Allah Swt. Perjalanan yang mengikuti jalur yang ada melalui tahap dan seluk-beluknya.
Pada abad pertama Hijriyah mulai ada perbincangan tentang teologi. Abad kedua Hijriyah mulai muncul tasawuf. Tasawuf terus  berkembang dan meluas mulai terkena pengaruh luar. Salah satu pengaruh luar adalah filsafat, baik filsafat Yunani, India maupun Persia. Muncullah sesudah abad ke- 2 Hijriyah golongan sufi yang mengamalkan amalan-amalan dengan tujuan kesucian jiwa untuk taqarrub kepada Allah.
Awal kemunculan tarekat adalah pada abad ke-3 dan ke-4 H, yang sejalan dengan kemunculan tasawuf. Pada abad ke-5 Hijriyah atau 13 Masehi barulah muncul tarekat sebagai kelanjutan kegiatan kaum sufi sebelumnya. Hal ini ditandai dengan setiap silsilah tarekat selalu dihubungkan dengan nama pendiri atau tokoh-tokoh sufi yang lahir pada abad itu. Mula-mula muncul tarekat Qodiriyah yang dikembangkan oleh syeikh Abdul Qodir Jaelani di Asia tengah Tibristan tempat kelahiran dan oprasionalnya, kemudian berkembang ke Baghdad, Irak, Turki, Arab Saudi sampai ke Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailan, India, Tiongkok. Muncul pula tarekat Rifa’iyah di Maroko dan Aljazair.
Macam- macam Aliran Tarekat:
1.      Tarekat Qadiriyah
2.      Tarekat Syadziliyah
3.      Tarekat Naqsyabandiyah
4.      Tarekat Khalwatiyah
5.      Tarekat Syattariyah
6.      Tarekat Tijaniyah
7.      Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah



       V.            PENUTUP
Demikianlah makalah yang telah kami buat. Semoga apa yang kita bahas pada kali ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua. Dan tentunya dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari sifat-sifat yang selalu melekat pada manusia, yaitu kekurangan dan kesalahan. Untuk itu, kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan bersama. Sehingga dalam pembuatan makalah yang selanjutnya bisa menjadi lebih baik lagi.






DAFTAR PUSTAKA
Nasirudin, Pendidikan Tasawuf, Semarang: RaSAIL Media Group, 2010

Shihab, Alwi. Akar Tasawuf di Indonesia, Depok: Pustaka IIMaN, 2009

Mulyati, Sri. Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, Jakarta: Prenada Media Group, 2011
Van Bruinessen, Martin. Tarekat Naqsyabandiyah, Bandung: Penerbit Mizan, 1998
Van Bruinessen, Martin. Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat, Bandung: Penerbit Mizan, 1995




[1] Alwi Shihab, Akar Tasawuf di Indonesia, Depok: Pustaka IIMaN, 2009, Hlm. 183
[2] Nasirudin, Pendidikan Tasawuf, Semarang: RaSAIL Media Group, 2010, Hlm. 115
[3] Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, Jakarta: Prenada Media Group, 2011, Cet ke- 4, Hlm. 6
[4] Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, Hlm. 26
[5] Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, Bandung: Penerbit Mizan, 1998, Hlm. 48
[6] Martin van Bruinessen, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat, Bandung: Penerbit Mizan, 1995, Cet. Ke-2, Hlm. 285
[7] Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, Hlm. 151
[8] Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, Hlm. 217

[9] Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, Hlm. 89-90